Menjadi 'anak tengah' itu sukar
selalu berada di pertengahan melihat ke atas dan ke bawah
Ada yang berkata kalau jadi 'anak tengah' apolitis
Diam dan menikmati hasil yang telah didapatkan, serba kecukupan
Namun, 'anak tengah' justru selalu dalam kebimbangan
apakah menatap ke atas atau menatap ke bawah
atau pilihan lainnya adalah menatap ke atas dan menjadi mereka
kemudian mensejahterakan yang bawah
itu butuh proses atau nanti aku lupa pada yang bawah?
Ingin bicara bagaimana terjadi garis pisah
jika itu tidak berharga bagi dimensi kelas atas
namun itu sangat berharga bagi dimensi bawah
selisih nilai yang menurut dimensi kelas atas itu adalah worthed
namun akan sangat berharga bila selisih itu dibagi ke dimensi kelas bawah
sekarang, aku menjadi 'anak tengah'
menjadi penonton yang ditarik dan harus memilih
di antara dua sisi, satu sisi tak diakui keberadaannya atau
di sisi lain terasa kebersalahan karena selisih nilai yang harusnya dipakai untuk hal yang lebih berharga
Inilah, ketidakwajaran yang ada.
*dimensi sosial itu majemuk dan timpang. bersifat kompleks dan setiap individu menempatkan diri dalam posisi masing2, atau malah ditempatkan melalui garis historis. hal menyedihkan adalah tidak menempatkan diri di posisi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar