Jumat, 09 November 2012

"Bercengkrama dengan Angin"

Kekosongan itu....
bercengkrama dengan angin
Beda tempat beda pula angin yang dihirup
beda angin beda tujuan
beda angin beda pemaknaan
angin itu kosong tapi memaknai sesuatu
ia memaknai aku dengan tempatku

Ternyata tidak hanya tempat yang merekam memori
Tapi angin yang mengisi ruang itu
bahkan kehadirannya di dalam kekosongan
'Ketika' jadi cemburu pada angin karena 'ketika' telah dipecundangi
Aku tidak percaya lagi pada 'ketika'
mosi tidak percaya yang teramat sangat pada 'ketika'
aku hanya ingin menyandarkan diri pada angin
yang mengisi ruang kosong
angin yang berkata siapa aku, di mana dan untuk apa

Angin yang tak menjanjikan apapun
tapi selalu disisi dan menyampaikan tujuannya, tempatnya, identitasnya
menyatakan kerinduan sesungguhnya tanpa terikat pada ketika
'ketika' yang terlalu sombong untuk menjustifikasi dan menggugat
sedangkan angin ialah sang bijak, menyatakan realitas apa adanya
tanpa basa basi, tanpa kata-kata
ia menyentuh dan menghadirkan siapa pun
ia jujur dan terbuka
komunikasi sederhana yang gambalang tanpa petanda apa pun
dalam tawa bercanda dengan hujan
dalam tangis memeluk hujan
dalam redup menyatu dengan mendung
dalam amarah dirayu dengan suhu tinggi
dalam lelah menyentuh dengan lembapnya angin yang dibawa aku lain
dalam hampa berbaur dalam semilir dedaunan lalu jatuh berguguran..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar