Kau Bilang Kita
Berbeda Jalan
Kau bilang kita
berbeda jalan
Aku bilang manusia
memang tidak memiliki jalan yg sama
Aku bilang kau
antitesisku
Semua hal tentangmu
menjadi abstrak sudah bagiku
Kau pun bilang sama
padaku
Apa jalan kita hidup
sama?
Tapi tak pernah
berjumpa?
Kau selalu menanam
hartamu sendiri
Lebih suka
membagikanya pada temanmu
Dan aku hanya
menerima sisanya
Tapi sekarang aku
tak mau.
Aku selalu
membagikan hartaku agar kau petik
Berharap sampai tak ada yg bersisa sedikit pun
Kau bilang aku anak
kecil yang main layangan
Kau tak tahu hatiku
bilang aku ingin punya banyak teman hidup
Yang akan tahu di
mana aku akan beristirahat untuk terakhir kalinya
Mungkin akan
mengantarkanmu ke sana
Aku pun hancur
seketika
Saat aku dihadapkan
hingar bingar tak tentu arah
Jiwa kosong namun
hati yang setetes ini berkata ya
Ku harus menunggu
Tapi kau salah bila
kau bilang aku melacurkan diri
Aku hancur seketika
Temanku yang
melacurkan namaku
Aku tak percaya
orang satu pun
Aku tak menunggu
siapa pun
Aku pun meragukan
keberadaan diriku
Dimana aku?
Hanya aku yang
tersesat dan hilang arah.
Kau Bilang kita Beda
Jalan
Aku bilang,
"Aku menunggu tertawa bersama angin"
Sebagai
satu-satunya tempat yang bisa ku pijak
sebagai senyawa yang
bisa ku aliri sesuai dengan paradigma pemikiranku
Sebagai sesuatu yang menerimaku sebagai kawan bukan peralatan
Tanpa pertentangan
argumentasi dan menerima pendapatku dengan baik
Tanpa melacurkan
namaku atau sebagai alat taruhan
Tanpa merasa menjadi
sesuatu yang diarahkan pada perangkap permainan
Ia tiada namun ada
selalu di sisi
Bukan ada lalu
meniadakan.
Ini tentangku, aku
tak tahu apa ini menjelaskan
Atau kau pun merasa
di berada di pihak penulis ini
Jika demikian
mungkin kita berada di jalan yang sama
Namun berbeda
dimensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar