Mata orang memandang
Kita Layak
Kau memandang dalam
kebisuan
Tanpa kata bahkan
penjelasan
Aku merasa kita
Layak
Tapi tak dapat
jawaban
Kau sekeras batu
Memecah kesunyian
Menjadikannya
ledakan
Ledakan sunyi yang
menyakitkan hati sendiri
Aku yang kau biarkan
teritimbun dalam
heningmu
Keheningan yang
teramat sakit
Kau yang sempat
memberi keindahan
Keindahan ketulusan
rasa sayang
akan kehadiranmu
saja
Kau yang sempat
memberi luka
Dengan hatimu yang
keras
Sekeras batu
Berulang seperti
siklus evolusi
Hingga akhirnya
punah
Kau melebur menjadi debu
Kau tahu,,
sebenarnya serpihan itu aku simpan
Batu kecil yang
berlimpah,, batu berlian
Mengkristal meski
kau menyakiti aku
Kau tetap jernih
dalam ingatanku
Tetap menghangatkan
duniaku
Cukup hanya
mendengar namamu..
Namamu selalu hadir
bertanya padaku,,
Selalu mengetuk
pintu memoriku
Tapi bukan untuk
mengguncangku
Tapi menghangatkan
bahwa kehadiranmu
Seperti berlian
Meski km telah
mengkristal
Layakkah Kita
Untuk sekedar
berjabat tangan
Berpelukan atau
mungkin kukecup pipimu
Dan ucapkan salam
perpisahan
Kesemuanya dalam
senyuman
Itu kau jawab
sendiri
Selamat jalan
Kau yang tak pernah
bisa ku dapatkan
Tak bisa ku genggam
Berlian yang ingin
tetap bersinar
Selamat jalan,,
mimpimu tentangku akan terkabul
Kali ini tanpa
terima kasih dan kata maaf.
Ini menjadi sekedar
sebuah penjelasan, epilog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar