Jumat, 31 Agustus 2012

Perihal Selanjutnya


Halaman kosong tidak bisa menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya
Entah ia akan berupa penerusan cerita sebelumnya, atau sebuah awal yang baru
Penulis pun bimbang karena senyawa ketidakpastianlah yang menentukan
Tapi hanya satu yang pasti selain ketidakpastian itu sendiri
Ia adalah sebuah pertanyaan yang tak kunjung terjawab
Meninggalkannya dalam sebuah kemisteriusan yang mengasyikan

Jeda selalu ada untuk pengada
dan ada selalu berpotensi untuk menjadi jeda
Waktu tidak sendiri yang menentukan
Tapi ketidakpastian juga menentukan

Apakah kau akan selalu mengikuti ceritaku
Melepas dahaga akan kerinduanmu
Ku harap kau tidak akan selamanya tenggelam dalam penyesalan
Ingat katamu bangga akan aku untuk menceritakan pada penerusmu
Ku harap kau tak lupa halaman-halaman ini
Yang ku khususkan untuk sekedar menulismu dan mereka
Kata yang terakhir lupakan saja

Perihal selanjutnya ketika kau hampa dan tenggelam dalam kerinduan
Coretkanlah saja pada halamanmu sendiri
Meski yang terkasih jauh sudah, sedangkan yang tercinta hanya menjadi kenangan
--Camkan saja bahwa aku telah menjadi queer
Orang yang memahami bahwa cinta ada di mana-mana--
Halaman itu akan mengingatkanmu bahwa seluruh jiwamu telah kau berikan
Pada seorang terkasih tanpa meninggalkan jejak kebencian
Perihal selanjutnya,, aku hanya ngin kau tahu.. Itu saja,,
Tanpa menghilangkan baris dan halaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar