Halaman kosong tidak
bisa menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya
Entah ia akan berupa
penerusan cerita sebelumnya, atau sebuah awal yang baru
Penulis pun bimbang
karena senyawa ketidakpastianlah yang menentukan
Tapi hanya satu yang
pasti selain ketidakpastian itu sendiri
Ia adalah sebuah
pertanyaan yang tak kunjung terjawab
Meninggalkannya
dalam sebuah kemisteriusan yang mengasyikan
Jeda selalu ada
untuk pengada
dan ada selalu
berpotensi untuk menjadi jeda
Waktu tidak sendiri
yang menentukan
Tapi ketidakpastian
juga menentukan
Apakah kau akan
selalu mengikuti ceritaku
Melepas dahaga akan
kerinduanmu
Ku harap kau tidak
akan selamanya tenggelam dalam penyesalan
Ingat katamu bangga
akan aku untuk menceritakan pada penerusmu
Ku harap kau tak
lupa halaman-halaman ini
Yang ku khususkan
untuk sekedar menulismu dan mereka
Kata yang terakhir
lupakan saja
Perihal selanjutnya
ketika kau hampa dan tenggelam dalam kerinduan
Coretkanlah saja
pada halamanmu sendiri
Meski yang terkasih
jauh sudah, sedangkan yang tercinta hanya menjadi kenangan
--Camkan saja bahwa
aku telah menjadi queer
Orang yang memahami
bahwa cinta ada di mana-mana--
Halaman itu akan
mengingatkanmu bahwa seluruh jiwamu telah kau berikan
Pada seorang
terkasih tanpa meninggalkan jejak kebencian
Perihal
selanjutnya,, aku hanya ngin kau tahu.. Itu saja,,
Tanpa menghilangkan
baris dan halaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar